Tidak
terlalu banyak bicara. Termasuk sakit hatinya.
Tidak
banyak bersandiwara. Termasuk memperlakukan orang didekatnya.
Aku
tidak tahu banyak tentangnya.
Tapi
aku tahu sedikit hal tentang tulisan yang ada dimatanya.
Lewat
matanya, aku tahu si jangkung ini tengah merasa pilu, tengah merasa kesal,
tengah merasa bahagia, tengah merasa bimbang.
Hanya
saja, hanya saja dia tak berani berkata.
Lewat
matanya, aku tahu kadang dia tengah di mabuk cinta, dan tak jarang pula dia merasa
begitu d khianati.
Hanya
saja, bibir itu memang lebih kuat terkunci daripada berucap.
Aku
terlalu mengenalnya lewat mata.
Hingga
aku terlalu jarang mendengar rasa sakitnya, rasa kesal dan bimbang yang tengah
dia alami.
Aku
teman bagi matanya.Dan aku tahu mata takkan pernah berbohong.
Hanya
saja, lewat mata aku tak bisa mendapatkan apa kebenarannya.
Aku
ingin jadi teman bagi matanya. Akupun ingin jadi teman bagi bibirnya.
Maka
berkatalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar