Rabu, 24 Oktober 2012

Muhammad Rizky Fauzi



Tidak terlalu banyak bicara. Termasuk sakit hatinya.
Tidak banyak bersandiwara. Termasuk memperlakukan orang didekatnya.
Aku tidak tahu banyak tentangnya.
Tapi aku tahu sedikit hal tentang tulisan yang ada dimatanya.
Lewat matanya, aku tahu si jangkung ini tengah merasa pilu, tengah merasa kesal, tengah merasa bahagia, tengah merasa bimbang.
Hanya saja, hanya saja dia tak berani berkata.
Lewat matanya, aku tahu kadang dia tengah di mabuk cinta, dan tak jarang pula dia merasa begitu d khianati.
Hanya saja, bibir itu memang lebih kuat terkunci daripada berucap.
Aku terlalu mengenalnya lewat mata.
Hingga aku terlalu jarang mendengar rasa sakitnya, rasa kesal dan bimbang yang tengah dia alami.
Aku teman bagi matanya.Dan aku tahu mata takkan pernah berbohong.
Hanya saja, lewat mata aku tak bisa mendapatkan apa kebenarannya.
Aku ingin jadi teman bagi matanya. Akupun ingin jadi teman bagi bibirnya.
Maka berkatalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar